KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan kekuatan serta kelancaran dalam
menyelesaikan makalah mata kuliah Bahasa Indonesia yang berjudul “Kalimat
Efektif” sehingga dapat selesai seperti waktu yang telah di tetapkan.
Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan secara materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Selain untuk menambah wawasan dan
pengetahuan penulis, makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia . Makalah ini membahas tentang
kalimat efektif.
Tak ada gading yang tak retak
penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat diharapkan
untuk penyempurnaan makalah ini.
Palembang, Desember 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 3
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 4
1.3 Tujuan Pembahasan..................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 5
2.1 Pengertian Kalimat Efektif........................................................................ 5
2.2 Ciri-ciri Kalimat Efektif.............................................................................. 6
2.2.1 Kesejajaran..................................................................................... 6
2.2.2 Kehematan...................................................................................... 6
2.2.3 Penekanan....................................................................................... 7
2.2.4 Kelogisan........................................................................................ 8
2.2.5 Kesepadanan.................................................................................. 8
2.2.6 Keparalelan................................................................................... 10
2.2.7 Ketegasan..................................................................................... 10
2.2.8 Kecermatan dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata................... 11
2.2.9 Kepaduan..................................................................................... 12
2.3 Syarat-syarat Kalimat Efektif................................................................... 13
2.4 Struktur Kalimat Efektif........................................................................... 13
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 15
3.1 Kesimpulan............................................................................................... 15
3.2 Saran......................................................................................................... 15
Daftar Pustaka................................................................................................ 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa adalah alat untuk
berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain
pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang
ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah
dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau
dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat
mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif.
Tidak dapat dipungkiri bahwa mayoritas
masyarakat Indonesia tidak mampu berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
Secara kebahasaan, kesulitan tersebut akibat dari ketidakmampuan pembicara atau
penulis mengungkapkan kalimat-kalinat yang benar sebagai media penyampaian
ide-idenya.
Sering
ditemukan orang yang mempunyai konsep ide yang brillian, namun kurang berhasil
dalam mengkomunikasikannya kepada orang lain. Hal ini merupakan kendala dalam
pengembangan ilmu. Banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah
maju dan berkembangnya teknologi seiring waktu memunculkan kalimat-kalimat
asing yang menjadi bahasa masyarakat kita sehari-hari.
Realitanya,
masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak memahami apa dan bagaimana yang
dikatakan dengan kalimat efektif. Maka dari itu, saya menyusun makalah ini
dengan judul “Kalimat Efektif”.
Kalimat efektif adalah kalimat yang
dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh
pendengar atau pembaca secara tepat pula. Jika gagasan yang disampaikan sudah
tepat, pendengar atau pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah,
jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.
Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian
lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang
dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya
secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit.
Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan.
Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan.
Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan
komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah.
Dalam karangan ilmiah sering kita
jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal
ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-kalimat yang dituliskan
kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu,
pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena kalimat
tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk
membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
- Bagaimana sistematika penulisan atau penggunaan kalimat efektif yang baik dan benar?
1.3 Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari
pembahasan ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa dan bagaimana penggunaan
kalimat efektif yang baik dan benar
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang
dapat mengungkapkan gagasan penutur atau penulisnya secara tepat sehingga dapat
dipahami oleh pendengar atau pembaca secara tepat pula.
(http://wede56.blogspot.co.id/2014/03/contoh-makalah-bahasa-indonesia-kalimat_25.html.
Diakses pada tanggal 02 Januari 2016).
Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat
yang memiliki kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran pada pendengar atau
pembaca. Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar atau pembaca
dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa
yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.
Efektif mengandung pengertian tepat
guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat.
Pengertian efektif dalam kalimat adalah dan ketepatan penggunaan kalimat dan
ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula. Adapun beberapa
definisi kalimat efektif adalah sebagai berikut:
1. Kalimat
efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif,
gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami,
serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
2. Kalimat
efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami
orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan: 2001)
3. Kalimat
efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah,
ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4. Kalimat
efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan
informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi:
2009)
5. Kalimat
efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu menjelaskan
sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah di mengerti serta
di artikan.
(http://arifharypurnomo.blogspot.com/2013/10/kalimat-efektif-ciri-ciri-dan-contoh.html.
Diakses pada tanggal 02 Januari 2016.)
Dari beberapa uraian di atas dapat
diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu sesuai kaidah bahasa,
jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai
dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
2.2. Ciri-ciri Kalimat
Efektif
2.2.1.
Kesejajaran
Memiliki kesamaan
bentukan atau imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja
berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
1.
Kakak
menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat
tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu
menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi
menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah :
1. Kakak
menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu
ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
2.2.2. Kehematan
Kalimat efektif tidak boleh
menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan
kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Contoh :
Bunga-bunga
mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak
perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir,
dan melati sangat disukainya.
2.2.3.
Penekanan
Kalimat yang di anggap penting, harus
diberi penekanan.
Caranya:
• Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara
meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh :
1. Harapan
kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada
kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
• Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat
menggunakan partikel -lah, -pun, dan -kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung
jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan
itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?
• Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang
kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam
membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua
dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap
saling memahami antara satu dan lainnya.
• Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata
yang bertentangan atau berlawanan makna atau maksud dalam bagian kalimat yang
ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi
rajin.
2. Ia tidak
menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.
2.2.4. Kelogisan
Kalimat efektif harus mudah
dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki
hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan
tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu
dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut
harus diubah misalnya :
Bapak
penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
2.2.5. Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan
ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai.
Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan
kepaduan pikiran yang baik. Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri,
seperti tercantum di bawah ini:
- Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.
Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat
tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat
suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di,
dalam bagi untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di
depan subjek.
Contoh:
a. Bagi
semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)
b. Semua
mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)
- Tidak terdapat subjek yang ganda.
Contoh:
a. Penyusunan laporan itu saya
dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu saya kurang jelas.
Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara
berikut :
a. Dalam menyusun laporan itu, saya
dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu bagi saya kurang jelas.
- Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
Contoh:
a. Kami
datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b. Kakaknya
membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan
dua cara. Pertama, ubahlah kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua
gantilah ungkapan penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung
antarkalimat, sebagai berikut:
a. Kami
datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama atau kami
datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b. Kakaknya
membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki atau
Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor
Suzuki.
- Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh:
a. Bahasa Indonesia yang berasal
dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami yang terletak di
depan bioskop Gunting.
Perbaikannya adalah sebagai berikut:
a. Bahasa Indonesia berasal dari
bahasa Melayu.
b. Sekolah kami terletak di depan
bioskop Gunting.
2.2.6. Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan
adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau
bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba,
bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh:
a. Harga minyak dibekukan atau
kenaikan secara luwes.
b.Tahap
terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang
penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
Kalimat (a) tidak mempunyai
kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terdiri dari bentuk
yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan
cara menyejajarkan kedua bentuk itu.
Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.
Kalimat (b) tidak memiliki
kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu
kata pengecatan, memasang,pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan baik
kalau diubah menjadi predikat yang nomial, sebagai berikut:
Tahap terakhir penyelesaian gedung
itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem
pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
2.2.7. Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau
penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah
kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau
penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan
dalam kalimat.
- Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Presiden
mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang
ada pada dirinya.
Penekanannya ialah presiden
mengharapkan.
Perubahan kalimat:
Harapan presiden ialah agar rakyat
membangun bangsa dan negaranya.
Penekanannya Harapan presiden.
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan
mengubah posisi kalimat.
- Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
Bukan
seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar.
Seharusnya:
Bukan
seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar.
- Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Saya suka kecantikan mereka, saya
suka akan kelembutan mereka.
- Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang,
tetapi rajin dan jujur.
- Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh:
Saudaralah yang bertanggung jawab.
2.2.8. Kecermatan dalam Pemilihan
dan Penggunaan Kata
Yang dimaksud dengan cermat adalah
bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan
kata. Perhatikan kalimat berikut.
a.
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
b. Dia
menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat (a) memiliki makna ganda, yaitu siapa yang
terkenal, mahasiswa atau perguran tinggi. Kalimat (b) memiliki makna ganda,
yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.
Perhatikan kalimat berikut.
-Yang diceritakan menceritakan
tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.
Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang
bertentangan, yaitu diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah
menjadi :
-Yang diceritakan ialah putra-putri
raja, para hulubalang, dan para menteri.
2.2.9 Kepaduan
Yang
dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat
itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
a.
Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak
mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.Oleh karena itu, kita hindari
kalimat yang panjang dan bertele-tele.
Misalnya:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita
orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan
yang secara tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia
dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab.
b.
Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen +
verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
Contoh:
Surat itu
saya sudah baca.
Saran yang
dikemukakannya kami akan pertimbangkan.
Kalimat di atas tidak menunjukkan
kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan verbal. Seharusnya kalimat itu
berbentuk :
a. Surat itu
sudah saya baca.
b. Saran
yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan
sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek
penderita.
Perhatikan kalimat ini :
a. Mereka
membicarakan daripada kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior
pada rumah-rumah adat.
Seharusnya:
a. Mereka
membicarakan kehendak rakyat.
b. Makalah
ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.
(http://wede56.blogspot.co.id/2014/03/contoh-makalah-bahasa-indonesia-kalimat_25.html.
Diakses pada tanggal 2 Januari 2016).
2.3 Syarat-syarat Kalimat Efektif
Syarat-syarat kalimat efektif adalah
sebagai berikut:
1.
Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2. Mengemukakan pemahaman yang sama
tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca
atau penulisnya.
(http://kalimatefektif2013.blogspot.co.id/
. Diakses pada tanggal 02 Januari 2016.)
2.4 Struktur Kalimat Efektif
Struktur kalimat efektif
haruslah benar. Kalimat itu harus memiliki kesatuan bentuk, sebab kesatuan
bentuk itulah yang menjadikan adanya kesatuan arti. Kalimat yang strukturnya
benar tentu memiliki kesatuan bentuk dan sekaligus kesatuan arti. Sebaliknya
kalimat yang strukturnya rusak atau kacau, tidak menggambarkan kesatuan apa-apa
dan merupakan suatu pernyataan yang salah.
Jadi, kalimat efektif selalu
memiliki struktur atau bentuk yang jelas. Setiap unsur yang terdapat di
dalamnya (yang pada umumnya terdiri dari kata) harus menempati posisi yang
jelas dalam hubungan satu sama lain. Kata-kata itu harus diurutkan berdasarkan
aturan-aturan yang sudah dibiasakan. Tidak boleh menyimpang, aalagi
bertentangan. Setiap penyimpangan biasanya akan menimbulkan kelainan yang tidak
dapat diterima oleh masyarakat pemakai bahasa itu.
Misalnya, Anda akan menyatakan “Saya
menulis surat buat papa”. Efek yang ditimbulkannya akan sangat lain, bila
dikatakan:
1. Buat Papa
menulis surat saya.
2. Surat saya
menulis buat Papa.
3. Menuis saya
surat buat Papa.
4. Papa saya buat
menulis surat.
5. Saya Papa buat
menulis surat.
6. Buat Papa surat
saya menulis.
Walaupun kata yang digunakan dalam
kalimat itu sama, namun terdapat kesalahan. Kesalahan itu terjadi karena
kata-kata tersebut (sebagai unsur kalimat) tidak jelas fungsinya. Hubungan kata
yang satu dengan yang lain tidak jelas. Kata-kata itu juga tidak diurutkan
berdasarkan apa yang sudah ditentukan oleh pemakai bahasa.
Demikianlah biasanya yang terjadi
akibat penyimpangan terhadap kebiasaan struktural pemakaian bahasa pada
umumnya. Akibat selanjutnya adalah kekacauan pengertian. Agar hal ini tidak
terjadi, maka si pemakai bahasa selalu berusaha mentaati hukum yang sudah
dibiasakan.
(http://dayintapinasthika.wordpress.com/2013/01/02/contoh-kalimat-efektif-dan-kalimat-tidak-efektif/.
Diakses pada tanggal 2 Januari 2016.)
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Kalimat
efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara
secara tepat sehingga pendengar atau pembaca dapat memahami pikiran tersebut
dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh penulis atau
pembicaranya.
Ciri-ciri
kalimat efektif yaitu : Kesejajaran, kehematan, penekanan, kelogisan,
kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kecermatan dalam pemilihan dan penggunaan
kata, kepaduan.
Syarat-syarat
kalimat efektif adalah sebagai berikut: Secara tepat mewakili pikiran pembicara
atau penulisnya, mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran
pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
3.2 Saran
Semoga
dengan adanya makalah ini saya selaku pemateri, mendapatkan manfaatnya. Dan
makalah ini jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat kekurangan maka dari itu
saya senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar
makalah ini lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Arsjad,
Ridwan.2001. Pembinaan Kemampuan Menulis
Bahasa Indonesia. Jakarta. Erlangga.
Arifin, E.
Zainal.1989. Cermat Berbahasa Indonesia
untuk Perguruan Tinggi. Jakarta. Akarpress.
http://arifharypurnomo.blogspot.com/2013/10/kalimat-efektif-ciri-ciri-dan-contoh.html.
Diakses pada tanggal 02 Januari 2016.
http://dayintapinasthika.wordpress.com/2013/01/02/contoh-kalimat-efektif-dan-kalimat-tidak-efektif/.
Diakses pada tanggal 2 Januari 2016.
http://kalimatefektif2013.blogspot.co.id/
. Diakses pada tanggal 02 Januari 2016.
Nasucha,
Rohmadi, Wahyudi.2009. Bahasa Indonesia
untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Jakarta. Media Perkasa.
Rahayu, Minto.2007. Bahasa Indonesia. Jakarta. Grasindo.
http://wede56.blogspot.co.id/2014/03/contoh-makalah-bahasa-indonesia-kalimat_25.html.
Diakses pada tanggal 2 Januari 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar